Secara umum rokok akan menurunkan Daya Tahan seseorang. Rokok memberikan ancaman serius pada masyarakat di tengah pandemi. Renny mengatakan, perokok beresiko 14 X lebih mudah seseorang terpapar virus corona, penyebab Covid-19.
Sependapat dengan Renny, Prof. Hasbullah pun mengatakan bahwa Covid-19 adalah virus yang menyerang paru-paru dan menyumbat saluran pernapasan. Di sisi lain orang merokok menghisap (racun dan zat-zat berbahaya) yang juga menyerang serta merusak paru-paru. Maka, virus corona mudah masuk ke dalam tubuh dan mempermudah terjadinya kerusakan paru-paru.
Seperti diketahui bersama bahwa sejak mewabah di Indonesia, kematian akibat COVID-19 di Indonesia luar biasa dibandingkan negara lain. Nah, salah satu alasannya adalah kebiasaan merokok.
Berbagai penelitian menunjukkan bahwa dari semua pasien Corona, sekitar 17,8% pasien Covid-19 perokok mengalami kondisi yang buruk. Sedangkan yang bukan perokok, hanya mengalami perburukan sebanyak 9,3 persen. Artinya, perokok bersiko terjadinya kefatalan akibat Covid-19 hampir dua kali lipat lebih.
Selain itu, secara faktual perokok juga berisiko tinggi mengalami penyakit jantung dan pernapasan, yang merupakan faktor risiko mengembangkan penyakit parah atau kritis dengan COVID-19. Maka, ini adalah waktu yang tepat menaikkan cukai rokok untuk mencegah terjadinya perburukan atau bahkan kematian akibat COVID-19. Begitu kata Prof. Hasbulloh dan Renny senada.