Skip to content

Antara Pelonggaran PSBB, New Normal dan Covid Test

Pelonggaran PSBB dalam kerangka New Normal disambut euporia masyarakat. Namun masyarakat banyak yang abai dengan protokol kesehatan. Curva urung melandai karena muncul klaster baru penularan Covid di berbagai tempat. Bagaimana seharusnya kita mensikapi?

Covid test. Pelonggaran PSBB di beberapa wilayah disambut euporia oleh masyarakat. Jalan-jalan mulai ramai. Pusat-pusat ekonomi masyarakat seperti pasar, mall, angkringan dan warung pun mulai dipadati oleh masyarakat. 

Ya. Kejemuan orang di rumah lebih tiga bulan menjadi salah satu alasan rasional kenapa mereka menyambut dengan gembira pelonggaran tersebut. Sayang sekali, kegembiraan tersebut terkesan berlebihan karena masih banyak masyarakat mengabaikan protokol kesehatan yang dianjurkan pemerintah.

Saya sendiri melihat di berbagai tempat ada begitu banyak orang berkumpul tanpa batas jarak aman (Physical Distancing), bahkan tanpa menggunakan masker atau face shield.

Sudah beberapa hari ini saya pun memantau perkembangan Covid-19 di Indonesia melalui laman resmi yang disediakan oleh pemerintah. Jujur saya tak kaget kalau curva covid sulit untuk melandai. 

Ya, bagaimana bisa melandai kalau terus bermunculan klaster-klaster baru di berbagai wilayah di Indonesia. Beberapa hari ini penambahan jumlah orang yang terkonfirmasi positif terinfeksi novel coronavirus atau virus corona jenis baru ini bahkan tembus 1.000 orang per hari .

Secara angka, hingga saat ini sudah 45.029 orang terkonfirmasi dan 2.429 orang dinyatakan meninggal dunia. Sedikit gembira, 17.883 orang dinyatakan sembuh (39,7%) dan 24.717 masih dalam perawatan (54,9 %) untuk sembuh.

PELONGGARAN PSBB BUKAN BERARTI BEBAS SEBEBAS-BEBASNYA.

Nampaknya ada kesalahan penafsiran yang fatal dalam masyarakat tentang pelonggaran PSBB. Pelonggaran bukan berarti bebas beraktivitas begitu saja seperti dulu. Dalam pikiran masyarakat mungkin virus corona penyebab Covid-19 ini sudah musnah maka pemerintah melonggarkan PSBB. No!

Virus corona belum hilang. Faktanya secara global hingga detik ini virus corona masih menebar ketakutan dan menyebabkan begitu banyak kematian. Selain itu, belum ada satu pun negara yang benar-benar secara eksplisit telah menemukan serum atau vaksin virus ini. 

WHO sendiri bahkan menyatakan kalau vaksin Covid-19 setidaknya masih belum tersedia hingga akhir 2021. Beberapa waktu lalu, WHO bahkan mengatakan kalau virus yang muncul akhir tahun 2019 di Wuhan, China, ini tak bisa hilang, walaupun banyak ahli menyangkalnya.

Lalu kenapa dilonggarkan kalau  virus corona masih belum sirna? Pelonggaran PSBB ini dilakukan agar masyarakat bisa beradaptasi dengan new normal atau kenormalan baru yang mau tidak mau, suka tidak suka mengharuskan kita hidup berdampingan dengan virus ini dalam waktu yang lama.

Saya melihat, pelonggoran PSBB ini memang menjadi pilihan yang sulit bagi pemerintah, baik pusat maupun daerah. Di satu sisi keselamatan dan kesehatan masyarakat menjadi hal utama namun di sisi lain roda ekonomi juga harus berputar. 

Selain itu, tak ada satu pun negara yang mampu menahan warganya di rumah terus menerus karena akan memunculkan dampak sosial-ekonomi yang lebih parah, sistemik dan berkepanjangan.  

BERTANGGUNG JAWAB ATAS KESEHATAN DIRI SENDIRI DAN KELUARGA.

Saya yakin tak ada satu pun negara di dunia yang siap menghadapi pandemi ini. Di lain sisi, tak mungkin pula menanggung hajat hidup warganya ketika harus di rumah berbulan-bulan.

Negara sekelas Amerika, Inggris dan Perancis dengan fondamental ekonomi yang kuat saja mengalami kegoncangan ekonomi yang luar biasa karena situasi ini. Apalagi negara kita yang secara angka di bawah mereka.

Maka, penting bagi kita untuk bertanggung jawab atas kesehatan diri sendiri dan keluarga dalam situasi pandemi yang belum tahu kapan akan berakhir ini.

Toh, WHO dan pemerintah telah memberikan guidance yang jelas. Sebenarnya kita tinggal mengikuti dan mempraktekanya seperti tidak bepergian keluar rumah selain untuk hal yang sangat mendesak. Kalau pun harus keluar rumah, maka selalu memakai masker atau face shield serta menjaga jarak aman saat berinteraksi dengan orang lain. 

Hal lain yang harus dilakukan adalah menutup mulut dan hidung ketika bersin, tidak menyentuh wajah dalam keadaan tangan kotor, rajin mencuci tangan dengan sabun serta melakukan covid test kalau memungkinkan.

Pencegahan Covid

TUBUH MERASA SEHAT, BUTUHKAH COVID TEST?

Apakah ada jaminan seseorang tidak membawa virus ini ke rumah dan menularkannya kepada seluruh anggota keluarga setelah beraktivitas di luar rumah seperti ke pasar, warung, minimarket dan sebagainya?

Potensi tertular sangat besar apalagi kalau orang-orang tidak mengindahkan anjuran pemerintah di atas. Celakanya, mereka yang tertular pun banyak nampak sehat-sehat saja, tidak menunjukan gejala infeksi secara umum seperti demam dan sesak napas.

Dalam bebagai kasus, mereka yang terinfeksi dan meninggal bahkan tidak menunjukkan gejala infeksi sama sekali (asimtomatik) selama 14 hari masa inkubasi virus. Inilah kenapa melakukan covid test menjadi sangat urgen walaupun tubuh merasa sehat. 

Urgensinya sangat jelas yakni agar bisa terdeteksi lebih diri dan bisa mendapatkan perawatan lebih cepat. Dengan begitu kesempatan sembuh jauh lebih besar.

Sejauh ini ada tiga jenis pemeriksaan yakni tes cepat molekuler (TCM), polymerase chain reaction (PCR), dan rapid test. Simak! Berikut ini perbedaannya:

Sebelumnya tes ini digunakan untuk mendiagnosis penyakit tuberkulosis (TB) dengan berdasarkan pemeriksaan molekuler. Metode pemeriksaan COVID-19 ini menggunakan dahak dengan amplifikasi asam nukleat berbasis cartridge.

Virus SARS-CoV-2 diidentifikasi pada RNA-nya yang menggunakan cartridge khusus. Hasil tes ini terbilang cukup cepat, karena bisa diketahui hasilnya dalam waktu kurang lebih dua jam. Kamu bisa melakukan pemeriksaan TCM ini di 132 rumah sakit dan beberapa puskesmas yang ditunjuk.

Jenis pemeriksaan untuk mendeteksi COVID-19 ini akan menggunakan sampel lendir dari hidung atau tenggorokan. Dua lokasi ini dipilih karena menjadi tempat virus akan menggandakan dirinya. Namun, beberapa sampel seperti sampel cairan dari saluran pernapasan bawah; atau mengambil sampel tinja juga bisa jadi pilihan untuk tes ini. Virus yang aktif akan memiliki material genetika yang bisa berupa DNA maupun RNA.

Nah, pada virus corona, material genetik tersebut adalah RNA. Material ini yang diamplifikasi dengan RT-PCR sehingga bisa dideteksi. Berbeda dengan TCM, metode pemeriksaan ini membutuhkan waktu lebih lama untuk mendapatkan hasilnya karena melalui dua kali proses yaitu, ekstraksi dan amplifikasi.

Berbeda dengan dua jenis pemeriksaan di atas, pemeriksaan rapid test menggunakan sampel darah untuk diuji. Darah digunakan untuk mendeteksi imunoglobulin, yakni antibodi yang terbentuk saat tubuh mengalami infeksi. Rapid test bisa dilakukan di mana saja dan waktu untuk melakukannya juga singkat, yakni hanya 15-20 menit untuk mendapatkan hasilnya.

Namun, tes ini memiliki kelemahan, karena bisa menghasilkan ‘false negative’ atau kondisi saat hasil tes tampak negatif meski sebenarnya positif. Biasanya, hal ini terjadi saat tes dilakukan kurang dari 7 hari setelah infeksi.

CARI LOKASI, BUAT JANJI DENGAN DOKTER DAN MENGETAHUI BIAYA COVID TEST DENGAN APLIKASI HALODOC.

Sebenarnya pemerintah pusat maupun daerah sering melakukan covid test secara massal, namun pelaksanaanya belum bisa dikatakan menyeluruh. Sepengetahuan saya covid test hanya dilakukan di tempat-tempat dengan resiko penularan tinggi atau ketika terjadi indikasi munculnya klaster baru di sebuah wilayah serta saat ada giat tracing.

Kalau kita tidak mendapatkannya, sebenarnya kita bisa melakukan covid test secara mandiri dengan mendatangi rumah sakit, atau fasilitas-fasilitas kesehatan yang secara khusus menyediakannya.

Untuk lebih mudah mendapatkan informasi tempat dan ketersediaan alat test, kita pun bisa memanfaatkan aplikasi kesehatan seperti Halodoc. 

Halodoc sendiri merupakan aplikasi kesehatan yang memberikan solusi kesehatan lengkap dan terpercaya untuk memenuhi kebutuhan kesehatan keluarga.

Dalam aplikasi ini, pengguna bisa melakukan chat dengan dokter, bisa beli obat, bisa kunjungi rumah sakit, bisa cek laboratorium dan sebagainya.  

Nah, salah satu keuntungan menggunakan aplikasi kesehatan Halodoc untuk covid test adalah, kita bisa mencari lokasi terdekat dari tempat tinggal kita, menentukan jadwal bertemu dengan dokter sesuai keinginan kita serta dapat mengetahui biaya covid test secara langsung dari aplikasi.

Menarik, bukan?

Terima kasih telah membaca artikel ini. Baca juga artikel terkait berjudul Menebar Kebaikan di Tengah Pandemi Covid-19. Semoga bermanfaat.

Say Something!

Butuh sesuatu, ingin menawarkan kerja sama, mau kasih donasi, atau mau ngajak “ngangkring bareng”, jangan ragu untuk menghubungi saya.

Harga dan Fitur Hosting Murah RumahWeb

[table id=17 /]

Tips Menang Lomba Blog, 100% Menang!

  • 1
    Buat lomba blog sendiri
  • 2
    Sediakan hadiah sendiri
  • 3
    Ikuti sendiri
  • 4
    Jadi juri dan nilai sendiri
  • 5
    Menangkan tulisan sendiri
  • 6
    Sukses!
piala

Ups sorry saya bercanda! 

Saya hanya mau mengatakan bahwa menang lomba blog itu susah dirumuskan bahkan tidak ada rumusnya sama sekali. Itu menurut saya. Berbagai tips yang ada hanyalah guidance agar artikel kita lebih terstruktur, mendekati syarat dan ketentuan lomba begitu. Namun itu tidak memberikan jaminan menang dalam lomba blog. Faktanya, banyak artikel bagus (isi, layout, sesuai S & K) namun kalah. Sedangkan artikel yang sangat sederhana justru malah menang. 

Dari fakta ini saya berpendapat bahwa setiap peserta lomba memiliki peluang yang sama. Tidak perduli ia blogger top, blogger celebrity, blogger mastah, blogger senior, blogger pemula, dan apa pun sebutan atau predikatnya. Yang penting adalah menulis artikel dan segera mensubmitnya. Itu saja. 

Abaikan pandangan juri berpihak, tidak fair, penyelanggara lomba sudah mensetting pemenangnya, atau pemenang hanya dari kalangan terdekatnya saja. Ya abaikan saja pikiran tersebut meski pun tidak menutup kemungkinan hal itu terjadi. 

Satu lagi, percayalah bahwa setiap tulisan kita akan menemukan takdirnya sendiri. Selain itu menang atau kalah itu erat hubungannya dengan REJEKI, dan rejeki itu tak akan tertukar.

Wallahu a’lam bishawab.