Skip to content

DUKUNG MINAT DAN BAKAT ANAK, CARA SAYA MEMPERSIAPKAN SDM UNGGUL UNTUK INDONESIA

Menyongsong era Revolusi Industri 4.0, negara kita masih dihadapkan pada berbagai permasalahan. Selain radikalisme, terorisme, potensi disintegrasi, korupsi, dan narkoba, negara kita juga dihadapkan pada permasalahan sumber daya manusia.

Seperti biasa, setiap pagi tugas rutin saya adalah mengantar anak-anak ke sekolah sebelum membuka warung dan melakukan aktifitas ekonomi lainnya. Sebagai orang tua, tentu saja saya merasa bahagia bisa memenuhi hak pendidikan bagi mereka, di samping sandang, pangan, papan dan kesehatan.

Saya menyadari bahwa boleh jadi saya tidak bisa mewariskan harta benda yang melimpah kelak, namun dengan pendidikan yang memadai setidaknya mereka berpeluang menjadi manusia-manusia yang sukses, bertakwa, berkarakter, terampil dan unggul yang dibutuhkan bangsa ini.

Ya, mereka adalah pemuda-pemuda harapan bangsa sekaligus aset berharga yang tak terpisahkan dari kedirian bangsa ini di waktu mendatang. Di pundak merekalah estafet tangung jawab melanjutkan pembangunan dan perubahan bangsa ini diembannya.

“Seribu orang tua hanya dapat bermimpi, satu orang pemuda dapat mengubah dunia.” Begitu kata Bung Karno, Proklamator sekaligus Presiden Republik Indonesia pertama dalam buku Penyambung Lidah Rakyat Indonesia.

Indeks HCI Itu Membuat Sedih

Sampai saat ini negara kita masih dihadapkan pada berbagai permasalahan yang mengambat pembangunan. Selain radikalisme, terorisme, potensi disintegrasi, korupsi, dan narkoba, negara ini juga dihadapkan pada permasalahan sumber daya manusia.

Sedih rasanya ketika saya membaca data score Human Capital Index (HCI) yang dikeluarkan oleh World Bank (Bank Dunia) tahun 2018 lalu. Bersanding dengan negara-negara lain di dunia, posisi HCI negara kita masih jauh dari harapan. Tepatnya, posisi Indonesia berada pada peringkat 87 dari 157 negara, dengan score 0.53.

Di kawasan negara-nagara ASEAN, negara kita juga hanya menempati posisi 6. Betul. Posisi ini memang lebih baik ketimbang Kamboja, Myanmar, Laos, dan Timor Leste, namun masih tertinggal jauh dari Singapura, Malaysia,  Filipina, Thailand, bahkan Vietnam.

Ya. Score HCI ini memang bukan segalanya, akan tetapi setidaknya ini memberikan “warning” bagi bangsa ini untuk segera merumuskan kembali strategi pembangunan sumber daya manusia yang unggul, produktif dan berdaya saing.

peta-asean2

SDM Unggul Yang Dibutuhkan Indonesia

SDM unggul adalah kunci masa depan yang dibutuhkan bangsa. Oleh karenanya, bangsa ini berkepentingan mempersiapkannya sejak dini dalam upaya menghadapi perubahan tata kehidupan yang semakin mengglobal. Pertanyaannya, seperti apakah SDM unggul yang dibutuhkan Indonesia ?

Untuk menjawab hal itu, mari buka memori lama kita dengan mengingat kembali pidato kenegaraan Bapak Joko Widodo. Beliau mengatakan,”Kita butuh SDM unggul yang berhati Indonesia, berideologi Indonesia. Kita butuh SDM unggul yang toleran dan berakhlak mulia. Kita butuh SDM unggul yang terus bekerja keras dan berdedikasi.”

Ya, dari pidato yang dibacakan beliau secara tekstual dalam rangka menyambut peringatan Kemerdekaan Republik Indonesia ke-74 beberapa waktu lalu itu, kita sudah bisa mendapat jawaban poin-poin SDM unggul yang dibutuhkan oleh bangsa Indonesia agar menjadi bangsa yang maju dan produktif di masa depan.

Dari pidato beliau tersebut, SDM unggul menekankan pada 3 (tiga) hal besar sebagai berikut:   

BERAKHLAK MULIA DAN BERBUDI PEKERTI LUHUR

Bangsa Indonesia membutuhkan SDM unggul yang mempunyai akhlak mulia dan budi pekerti luhur. Tanpa hal ini, penindasan akan terjadi di mana-mana, korupsi semakin merajalela, pembangunan nasional akan gagal dan bangsa Indonesia akan tertinggal dengan bangsa-bangsa lain.

MEMPUNYAI KARAKTER KUAT

SDM unggul juga harus mempunyai karakter sebagai bangsa Indonesia yang berideologi Pancasila, memiliki wawasan kebangsaan, berpikir dan bertindak dengan menempatkan kepentingan bangsa dan negara di atas kepentingan diri dan golongan serta mengedepankan sikap “tepo sliro” (toleransi)

MENGUASAI IPTEK DAN KETRAMPILAN

Selain menguasai science and technology (IPTEK), SDM unggul juga harus memiliki ketrampilan sesuai dengan bidang dan keahlian masing-masing.

SIAPKAN SDM UNGGUL DENGAN MENDUKUNG DAN MEMFASILITASI MINAT BAKAT ANAK

Menyiapkan SDM unggul untuk Indonesia bukan hanya menjadi tanggung jawab pemerintah saja. Semua entitas yang hidup dalam kebhinekaan bangsa ini mempunyai tanggung jawab yang sama, tak terkecuali saya dan keluarga. Saya menyadari bahwa sebagai entitas terkecil kedirian republik ini keluarga adalah kunci penting penyelesaian berbagai masalah bangsa seperti radikalisme, korupsi, narkotika dan sebagainya, termasuk dalam mempersiapkan SDM unggul.

Ketika sekolah berperan dalam membekali anak dengan ilmu pengetahuan dan teknologi, maka saya dan keluarga mempunyai peran penting dan dominan dalam membangun kemuliaaan akhlak, budi pekerti, dan karakter anak dengan pengetahuan dan pemahaman nilai-nilai agama yang baik.

Seiring perubahan jaman yang semakin kompleks, sebagai orang tua saya juga memahami bahwa bekal ilmu pengetahuan dan teknologi saja belum cukup. Kebermanfaatan Iptek perlu juga diimbangi dengan keterampilan (lifeskill). Maka, cara saya berkontribusi dalam mempersiapkan SDM unggul bagi Indonesia adalah mendukung, memfasilitasi dan memberi ruang seluas-luasnya bagi anak-anak saya untuk mengembangkan diri sesuai minat, bakat dan ketrampilan yang diinginkannya.

Saya meyakini bahwa keterampilan akan menjadikan anak menjadi pribadi yang mandiri, pribadi yang memiliki daya cipta dan pribadi yang paham dirinya sendiri.

my-children2

Ayunda misalnya, anak perempuan saya satu-satunya yang masih duduk di kelas VI SD ini mempunyai minat dan bakat besar dalam olah raga Taek Won Do dan dunia literasi. Cita-citanya pun selain ingin menjadi dosen (pengajar) juga menjadi atlet dan penulis.

Dalam olah raga Taek Won Do, Ayunda yang saat ini memegang sabuk merah telah mengukir berbagai prestasi dari berbagai kejuraan yang diikutinya. Prestasi terakhir yang ditorehkannya adalah medali emas dalam kejuraan Taek Won Do kelas Pomsei se-DIY dan Jateng beberapa waktu lalu.

Sebagai orang tua, saya terus mendukung minat dan bakatnya ini serta menfasilitasi kebutuhannya. Tahun depan, ia meminta untuk didaftarkan ke dojang yang bagus agar bisa mencapai cita-cita menjadi atlet Taek Won Do yang mampu mengharumkan nama bangsa dan negara di kancah internasional kelak.

ayunda

Di bidang literasi, Ayunda bahkan sudah mempunyai karya yang bisa dinikmati masyarakat luas.

Dari puluhan karya yang telah dihasilkan, 3 (tiga) diantaranya sudah diterbitkan oleh penerbit mayor khusus karya anak-anak di bawah Mizan Publishing House, Bandung, yakni 1 buah novel dan 2 buah komik bergambar.

Walau pun bukan menjadi tujuan utama, setidaknya untuk saat ini, namun dari honor menulisnya itu ayunda bahkan bisa membeli laptop sendiri yang ia pergunakan untuk berkarya di akhir pekan ketika sekolahnya libur.

Dukungan pada minat dan bakat Ayunda ini terus saya lakukan agar ia lebih produktif namun tidak mengganggu kewajibannya sebagai seorang pelajar. Bahkan ketika ia ingin dibuatkan sebuah website personal untuk berkreasi, mamanya pun tak segan untuk membuatkannya, www.kaylaayunda.com.

ayunda2

Dukungan yang sama juga saya berikan pada si sulung Arya yang mempunyai minat besar pada dunia kuliner. Saat ini, Arya yang bercita-cita menjadi pengusaha kuliner ini masih duduk di kelas 11 di sebuah SMK jurusan Kuliner di Yogyakarta.

Untuk menambah wawasan dalam dunia usaha terutama bisnis kuliner, saya selalu mendukungnya untuk mengikuti program casual (magang temporer hari libur) di hotel-hotel ternama di Yogyakarta serta mengikuti pelatihan-pelatihan kewirausahaan bila waktu memungkinkan.

Apalagi di Jogja memang sering diadakan berbagai pelatihan bisnis dan kewirausahaan yang diselenggarakan berbagai instansi mulai dari Dinas Koperasi dan UMK DIY, Dinas Ketenagakerjaan, KADIN, dan instansi-instansi lain ingin berkontribusi pada peningkatan keahlian dan kualitas sumber daya manusia Indonesia.

Image-Arya

Ya.mempersiapkan SDM Unggul memang bukan semata-mata tugas dan tanggung jawab pemerintah saja, namun menjadi tanggung jawab semua elemen bangsa, lebih-lebih keluarga sebagai bagian terkecil dari kebesaran bangsa ini.

SDM unggul dan berkualitas juga tidak bisa dipersiapkan secara instan namun membutuhkan upaya kontinyu sejak dini seperti halnya menanam padi di sawah yang membutuhkan bibit yang baik, air yang cukup dan perawatan dari gulma agar menghasilkan bulir-bulir padi yang menguning dan berisi.

Ada banyak cara yang bisa digunakan dalam mempersiapkan SDM unggul yang dibutuhkan Indonesia agar maju dan produktif di masa depan. Dan, selain membekali anak dengan IPTEK dan perilaku luhur, mendukung minat dan bakat anak adalah cara saya membantu pemerintah dalam mempersiapkannya.

Terima kasih telah membaca artikel ini, semoga bermanfaat untuk Indonesia.

Say Something!

Butuh sesuatu, ingin menawarkan kerja sama, mau kasih donasi, atau mau ngajak “ngangkring bareng”, jangan ragu untuk menghubungi saya.

Harga dan Fitur Hosting Murah RumahWeb

[table id=17 /]

Tips Menang Lomba Blog, 100% Menang!

  • 1
    Buat lomba blog sendiri
  • 2
    Sediakan hadiah sendiri
  • 3
    Ikuti sendiri
  • 4
    Jadi juri dan nilai sendiri
  • 5
    Menangkan tulisan sendiri
  • 6
    Sukses!
piala

Ups sorry saya bercanda! 

Saya hanya mau mengatakan bahwa menang lomba blog itu susah dirumuskan bahkan tidak ada rumusnya sama sekali. Itu menurut saya. Berbagai tips yang ada hanyalah guidance agar artikel kita lebih terstruktur, mendekati syarat dan ketentuan lomba begitu. Namun itu tidak memberikan jaminan menang dalam lomba blog. Faktanya, banyak artikel bagus (isi, layout, sesuai S & K) namun kalah. Sedangkan artikel yang sangat sederhana justru malah menang. 

Dari fakta ini saya berpendapat bahwa setiap peserta lomba memiliki peluang yang sama. Tidak perduli ia blogger top, blogger celebrity, blogger mastah, blogger senior, blogger pemula, dan apa pun sebutan atau predikatnya. Yang penting adalah menulis artikel dan segera mensubmitnya. Itu saja. 

Abaikan pandangan juri berpihak, tidak fair, penyelanggara lomba sudah mensetting pemenangnya, atau pemenang hanya dari kalangan terdekatnya saja. Ya abaikan saja pikiran tersebut meski pun tidak menutup kemungkinan hal itu terjadi. 

Satu lagi, percayalah bahwa setiap tulisan kita akan menemukan takdirnya sendiri. Selain itu menang atau kalah itu erat hubungannya dengan REJEKI, dan rejeki itu tak akan tertukar.

Wallahu a’lam bishawab.