
Hotel.co.id Situs Cari Hotel Murah Terbaik Keluarga Indonesia
Hotel.co.id Situs Cari Hotel Murah Terbaik bagi keluarga Indonesia yang selama pandemi covid 19 hidup penuh dengan keterbatasan, seperti katak dalam tempurung. Apa fitur dan keunggulan?
Mengunjungi pameran produk lokal ukm – Weekend adalah momen yang selalu saya tunggu. Di saat itu, saya menutup warung dan menikmati kebersamaan dengan keluarga. Sebulan belakangan ini saya menghabiskan weekend di rumah kakak ipar yang baru pindah dari Brebes ke Bintaran Kulon. Letaknya tak jauh dari Kantor KADIN DIY. Nah, Minggu paginya biasanya terus berlanjut ke pasar Beringharjo untuk kulakan barang-barang dagangan warung yang habis atau sekedar jalan-jalan seputaran Jogja.
Sabtu kemarin (8/2) saya juga mengajak anak dan istri ke Bintaran Kulon. Selain untuk bersilaturahim ke rumah kakak ipar, tujuan lain saya sebenarnya adalah ingin mengajak mereka mengunjungi Pameran Produk Lokal UKM binaan Dinas Koperasi UKM DI Yogyakarta di Alun-Alun Swandanan. Kebetulan lokasi pameran yang mengambil tema Pasar Rakyat dari tanggal 7-9 Pebruari 2020 ini memang dilewati kalau ke rumah kakak ipar.
Saya sendiri mengetahui event pameran ini dari halaman instagram resmi @plutjogja dan @diskopukm.diy. Setahu saya pameran ini adalah penyelenggaraan kedua di tahun ini setelah sebelumnya Dinas Koperasi UKM DIY juga menyelenggarakan kegiatan yang sama dan di tempat yang sama pada tanggal 24-25 Januari 2020 lalu. Sayang sekali saat itu saya tidak bisa mengunjunginya karena ada acara keluarga di Kudus.
Sejak berangkat dari Purwomartani Kalasan selepas Dzuhur, saya melihat langit memang sudah dihiasi mendung yang semakin lama semakin menghitam. Karena angin bertiup cukup kencang saya pikir malah tidak jadi hujan.
Namun, sampai di fly over Janti eh ternyata turun hujan yang cukup deras. Beruntung saya karena ketika sampai di lokasi pameran hujan tak sederas di Janti, hanya rintik-rintik saja walaupun cukup membuat baju basah. Walau pun begitu, tak menyurutkan niat saya untuk melihat keseruan pameran.
Begitu turun dari kendaraan, saya dan pengujung pemeran disambut alunan musik gamelan yang dimainkan oleh anak-anak muda di atas panggung reging berukuran 8 x 6 meter yang berada di sisi barat, berhadapan dengan booth pameran.
Saya biarkan istri dan anak perempuan saya berjalan cepat menuju ke booth dengan mendekap Amarendra, si bungsu yang berumur 19 bulan. Saya sendiri bergegas ke depan panggung hiburan untuk mengambil foto dan video dokumentasi untuk youtube saya.
Musik gamelan memainkan nada yang rancak. Ah, mungkin saja akan ada pertunjukkan kesenian tradisional seperti jathilan atau semacamnya, pikir saya. Apalagi saya melihat di sisi kanan panggung ada 7 (tujuh) gadis cantik berpakaian kstaria wanita dengan selendang sampur berwarna merah di pingang kanan dan kiri.
Dan benar saja. Tak berapa lama saya melihat seorang laki-laki berbeskap hitam dengan celana selutut berada di tengah lapangan sedang membakar dupa. Bisa jadi laki-laki ini adalah seorang pawang untuk atraksi jathilan atau kuda lumping, kesenian tradisional yang sangat populer di masyarakat.
Dengan duduk bersila, saya melihat mulutnya komat-kamit. Mungkin ia sedang membaca doa atau merapal mantra sebelum pertunjukkan dimulai. Sesekali wajahnya mendongak ke atas lalu menabur bunga mawar yang ada di depannya.
Para pengunjung pameran yang awalnya menyebar sontak mulai berkumpul mendekat. Mereka memadati kursi yang tersedia. Bagi yang tidak kebagian kursi, mereka berdiri di sekeliling lapangan seperti tak mengacuhkan gerimis. Musik gamelan pun kian rancak memainkan iramanya.
Ya, ini adalah salah satu sajian kesenian tradisional yang dipersembahkan Dinas Koperasi UKM DIY dalam pameran produk UKM kali ini, setelah sehari sebelumnya pembukaan acara di meriahkan dengan senam massal. Ada juga hibuan organ tunggal yang akan menghibur pengunjung selama pameran berlangsung.
Saya sendiri sebenarnya ingin mengabadikan sajian kesenian tradisional ini, sayang sekali istri saya memanggil minta ditemani untuk melihat-lihat produk-produk lokal UKM yang dipamerkan.
Nah loh, bukannya sedari tadi sudah lihat-lihat, pikir saya. Oh ya, saya tahu apa maksudnya.
Pameran produk lokal UKM yang diselenggarakan Diskopukm DIY ini menarik menurut saya. Konsepnya berbeda dengan pameran-pameran serupa di tempat lain yang pernah saya kunjungi.
Semua peserta menempati fasilitas booth yang seragam yakni tenda kerucut ukuran 3×3 berwarna hijau bertulisan Dinas Koperasi dan UKM DIY dan sibakuljogja.jogjaprov.go.id. Setiap tenda juga dilengkapi dengan level berbalut karpet merah yang memberikan kesan bersih, rapi dan teratur.
Selain itu, layout pameran yang didanai dari dana keistimewaan Yogyakarta ini juga tidak menyulitkan pengunjung. Buktinya saya dengan mudah menemukan posisi istri dan anak saya di antara puluhan booth peserta pameran yang menjajakan produk lokal UKM yang berasal dari kabupaten dan kota Yogyakarta ini.
Nampaknya istri saya dan anak saya berada di booth yang memajang poduk-produk fashion rumahan seperti daster, gamis dan hijab, produksi JC Star 15 kepunyaan ibu Ani. Oalah pantas saja minta ditemani, pikir saya. Ternyata di booth ini saya ditembak 2 (dua) gamis oleh istri saya.
“Mumpung murah, Pa. Bayangin, di tempat lain ini harganya bisa 300 ribuan, loh.” bisik istri saya sembari tangannya sibuk memilih-milih gamis yang dinginkan.
“Ayunda juga butuh untuk dipakai tryout besok pagi, Pa.” Sambungnya lagi.
Ya sudah. Tak mau mengecewakannya, saya pun akhirnya mengeluarkan beberapa lembar uang ratusan ribu dari dompet saya.
“Puas!” Kata saya meledeknya. Saya lihat wajahnya semringah tanpa mengihiraukan ledekan saya.
Setelah mendapatkan apa yang dia mau, istri saya mengajak melanjutkan mengunjungi stand pameran lain yang memajang produk-produk kerajinan mulai aksesoris, kerajinan kulit, batik, ecoprint, jumputan, produk olahan hingga kuliner.
Karena gerimis semakin deras, saya, dan istri terpaksa berjalan melawati booth ke booth untuk melindungi si kecil Amarendra. Nah, sesampainya di stand aksesories, istri saya menarik tangan saya untuk berhenti.
Nampaknya istri tertarik dengan pernak-pernik aksesories bross. Pantas saja pikir saya, saya melihat sendiri kalau bross-bross yang dipamerkan memang cantik-cantik dan menarik. Tapi Mahal, gak sih ?
“Ini produksi rumahan, Mbak. Murah, hanya Rp. 5,000. Silahkan dipilih.” Kata Pak Yudi, pemilik stand bross yang berasal dari Kota Gede, Yogyakarta ini.
Ah, plong rasanya. Ternyata harganya tak semahal tampilan brossnya. Murah banget menurut saya. Pilih sepuasmu ma, sebanyak-banyaknya kalau mau. Batin saya :).
Mungkin karena saking banyaknya pilihan, tak kurang setengah jam saya berada di stand bross ini nunggunya. Sambil menunggu, saya pun bincang-bincang dengan Pak Yudi, sang pemilik. Dari beliau, saya mengetahui kalau semua bross yang dijual ini diproduksinya sendiri. Beliau mempunyai beberapa karyawan yang membantu dalam proses produksinya.
Menjawab pertanyaan saya tentang bahan baku, beliau menjawab kalau selama ini tidak kesulitan. Bahan baku bross didapat dengan mudah di toko-toko yang ada di Yogyakata, bahkan di pasar Beringharjo. Selama ini, selain mengikuti pameran-pameran UKM beliau juga memasarkan bross-brossnya melalui media sosial seperti facebook, twitter dan instagram.
Saya kira di stand ini istri saya akan menghabiskan setidaknya hingga seratus ribu, tak tahunya hanya uang Rp. 20.000. Ha..ha..ha.. sound’s good.
Setelah memanjakan istri dan anak perempuan saya dengan produk-produk UKM yang disukainya, kini giliran saya membeli produk yang saya sukai. Mata saya tertuju pada produk olahan makanan dan minuman Detiga milik ibu Afi Tasnim yang berada tak jauh dari stand aksesoris.
Di stand ini, saya tertarik dengan produk minuman kesehatan dalam kemasan berbahan Temulawak. Ah ini pasti asik dan menyehatkan, pikir saya. Ya. Siapa yang tak tahu manfaat Temulawak. Tanaman ajaib ini mengandung zat-zat bermanfaat bagi kesehatan seperti Flavanoid, Zat Kalagoga, Glikosida, Xanthorrhizol, Minyak Atsiri dan Kurkumin.
Zat-zat tersebut bermanfaat untuk menjaga kebugaran dan daya tahan tubuh, menjaga nafsu makan dan fungsi perncernaan. Zat Kalagoda dan Kurkumin yang terkandung di dalamnya bahkan mampu memperlambat pertubuhan sel-sel kanker.
Dulu ayah saya yang divonis dokter mengidap kanker hati di usia 50 tahun, mampu bertahan hidup hingga umur 63 tahun karena rutin mengonsumsi rebusan temulawak ini setiap hari. Itulah kenapa saya tertarik membeli produk ini.
Minuman temulawak produksi ibu Afi Tasnim ini bagus menurut saya. Rasa temulawaknya terasa banget. Sayang sekali rasa manis gulanya juga masih terasa. Sepertinya komposisi gulanya belum seimbang dengan temulawaknya. Selain itu kemasannya juga masih sangat sederhana.
Saya membayangkan bila kemasannya diubah lebih menarik dengan botol cetakan yang lebih ekslusif misalnya, saya yakin produk ini akan mampu bersaing dengan produk-produk minuman kesehatan tradisional lain. Harganya juga akan lebih baik bila sudah masuk ke supermarket.
Secara personal saya tertarik dengan produk ini. Saya pun minta kontak ibu Afi Tasmin untuk menjajaki kemungkinan kerjasama pemasaran. Selain ingin nyetok untuk warung di rumah, saya sendiri berniat memasarkan secara online dengan membuatkan sebuah website khusus.
Jaman memang sudah digital, saya kira sangat masuk akal kalau produk-produk lokal seperti milik ibu Afi Tasnim ini juga perlu difasilitasi untuk berkembang dengan pemasaran online agar menjangkau pasar yang lebih luas. Bener ‘gak sih ?
Baru saja saya menerima kembalian setelah membeli 2 (dua) botol temulawak produksi Detiga Ibu Afi Tasnim ini, telpon saya berdering. Di ujung telepon kakak ipar saya menanyakan jadi tidaknya ke rumahnya.
“Iya mas jadi. Bentar lagi nyampai, kok.” Kata saya.
Saya pun mengajak istri dan anak perempuan saya bergegas meninggalkan area pameran untuk ke rumah kakak ipar. Sesampainya di sana, saya ingin menceritakan beberapa hal yang mungkin bisa menjadi bisnis menguntungkan setelah mengunjungi pameran produk lokal UKM yang diselenggarakan oleh Dinas Koperasi UKM DIY di Alun-Alun Swandanan ini.
Kadang naluri bisnis saya muncul tiba-tiba kalau melihat produk-produk yang spesifik dan menarik hati. Siapa tahu jadi jalan rejeki, ya enggak sih?
Hotel.co.id Situs Cari Hotel Murah Terbaik bagi keluarga Indonesia yang selama pandemi covid 19 hidup penuh dengan keterbatasan, seperti katak dalam tempurung. Apa fitur dan keunggulan?
Meluaskan manfaat ibarat menanam pohon. Akarnya akan menjalar ke mana-mana, membawa tunas-tunas baru yang menumbuhkan pohon-pohon yang lain.
Startup PHK Indonesia. Kancah startup Indonesia sedang booming, dan startup PHK (Pengusaha Harapan Kecil) di negara ini memimpin
Personal blog seorang blogger pembelajar yang interest dengan dunia teknologi, lifestyle, blogging, politik, sosial, budaya, kesenian, humaniora dan hal-hal menarik lainnya.
Copyright 2022 © All rights Reserved. Design by sibloggerpembelajar.my.id
Butuh sesuatu, ingin menawarkan kerja sama, mau kasih donasi, atau mau ngajak “ngangkring bareng”, jangan ragu untuk menghubungi saya.
Ups sorry saya bercanda!
Saya hanya mau mengatakan bahwa menang lomba blog itu susah dirumuskan bahkan tidak ada rumusnya sama sekali. Itu menurut saya. Berbagai tips yang ada hanyalah guidance agar artikel kita lebih terstruktur, mendekati syarat dan ketentuan lomba begitu. Namun itu tidak memberikan jaminan menang dalam lomba blog. Faktanya, banyak artikel bagus (isi, layout, sesuai S & K) namun kalah. Sedangkan artikel yang sangat sederhana justru malah menang.
Dari fakta ini saya berpendapat bahwa setiap peserta lomba memiliki peluang yang sama. Tidak perduli ia blogger top, blogger celebrity, blogger mastah, blogger senior, blogger pemula, dan apa pun sebutan atau predikatnya. Yang penting adalah menulis artikel dan segera mensubmitnya. Itu saja.
Abaikan pandangan juri berpihak, tidak fair, penyelanggara lomba sudah mensetting pemenangnya, atau pemenang hanya dari kalangan terdekatnya saja. Ya abaikan saja pikiran tersebut meski pun tidak menutup kemungkinan hal itu terjadi.
Satu lagi, percayalah bahwa setiap tulisan kita akan menemukan takdirnya sendiri. Selain itu menang atau kalah itu erat hubungannya dengan REJEKI, dan rejeki itu tak akan tertukar.
Wallahu a’lam bishawab.