Skip to content

Mengembangkan Potensi Anak Melalui Pendidikan Non-Formal (Luar Sekolah) Sejak Dini

Banyak orang tua salah persepsi bahwa mengembangkan bakat dan potensi anak menjadi tanggung jawab sekolah. Apakah anda menjadi salah satunya?

Jauh sebelum Indonesia merdeka, kita sudah mengenal sosok besar seperti Ki Hadjar Dewantoro. Beliau adalah pelopor pendidikan pribumi di jaman penjajahan sekaligus pendiri Perguruan Taman Siswa (1922).

Sebagai orang yang concern pada dunia pendidikan, Ki Hadjar Dewantoro adalah pemilik berbagai pemikiran-pemikiran revolusioner tentang pendidikan anak bangsa, keluarga dan masyarakat pada jamannya.

Pemikiran beliau tidak hanya mampu melecut kesadaran berpendidikan pada masa pergerakan dulu, tetapi juga mampu menerobos jaman dan menjangkau jauh hingga ke masa depan. 

Buktinya, pemikiran-pemikiran beliau yang revolusioner tersebut bahkan diadopsi dalam sistem pendidikan nasional hingga saat ini seperti “Patrap Triloka”.

Mari sejenak bernostalgia dengan membuka kembali memori lama otak kita saat bersekolah dulu. Tentu kita masih ingat dengan istilah-istilah populer seperti Ing ngarsa sung tulada, Ing madya mangun karsa, dan Tut wuri handayani. Nah, itulah Patrap Triloka yang diajarkan Ki Hadjar.

Dalam dunia pendidikan,  beliau pernah mengungkapkan pemikiran menarik yang mashur hingga kini, yakni,

...di dalam hidupnya anak-anak adalah tiga tempat pergaulan yang menjadi pusat pendidikan yang amat penting baginya yakni alam keluarga, alam perguruan, dan alam pergerakan pemuda (masyarakat/lingkungan).

Pemikiran Ki Hadjar ini menjadi rujukan bagi saya, anda, para pendidik dan masyarakat, bahwa pendidikan anak itu membutuhkan ekosistem yang kondusif dan sinergitas kemitraan antara sekolah, keluarga dan masyarakat.

Tidak hanya itu. Bila kita mengkaji lebih jauh pemikiran salah satu pelopor tiga serangkai yang pernah membuat geram pemerintah Belanda dengan tulisan berjudul Als ik een nederlander was (Andaikan Aku Seorang Belanda) ini, kita akan menemukan maksud eksplisit bahwa core value alam perguruan yang diungkapkan beliau juga mempunyai makna yang dinamis.

Dengan menggunakan pendekatan istilah jaman now misalnya, core value itu merujuk pada pengajaran bagi anak yang didapatkan melalui pendidikan formal dan pendidikan non formal atau pendidikan luar sekolah.

Begitu kurang lebihnya pemahaman saya.

Apa itu Pendidikan Non-Formal Luar Sekolah

Dan Seberapa Penting?

Sangat bisa dipahami kalau tujuan setiap orang tua menyekolahkan anaknya adalah keinginan memberikan bekal pendidikan guna untuk kehidupan yang lebih baik di masa mendatang.

Namun, sebagai orang tua kita juga harus paham bahwa dengan perubahan jaman yang semakin kompleks, mendelegasikan pendidikan anak hanya kepada lembaga pendidikan bernama sekolah tidaklah cukupAnak butuh diberi kesempatan mengembangkan diri sesuai minat dan bakatnya. Nah, di sinilah letak peran penting pendidikan di luar jalur sekolah bagi anak.

Tentang definisi dan pentingnya pendidikan non-formal di luar sekolah, telah banyak dikemukakan oleh para pakar. Salah satunya (alm) Prof. H. D. Sudjana S., S.Pd., M.Ed., PhD. Beliau yang dulunya adalah Guru Besar Universitas Ibnu Khaldun Bogor ini dalam bukunya yang berjudul “Pendidikan Luar Sekolah” mengatakan,

Pendidikan luar sekolah adalah setiap kegiatan belajar membelajarkan, diselenggarakan di luar jalur pendidikan sekolah dengan tujuan untuk membantu peserta didik untuk mengaktualisasikan potensi diri berupa pengetahuan, sikap, keterampilan, dan aspirasi yang bermanfaat bagi dirinya, keluarga, masyarakat, lembaga, bangsa, dan negara.

Berangkat dari definisi dan pentingnya pendidikan non formal di luar sekolah ini, kita pun tidak lagi sulit menemukan berbagai model institusi pendidikan alternatif dengan sistem pembelajaran yang lebih variatif.

Cakupan Pendidikan Non-Formal (Luar Sekolah)

Sebenarnya cakupan pendidikan non-formal sudah diatur dalam sistem pendidikan nasional negara kita. Yang masih berlaku hingga saat ini adalah UUSPN No 20 tahun 2003. 

Dalam USPN ini, pendidikan non formal atau luar sekolah adalah pendidikan yang diselenggarakan di luar sekolah bisa berbentuk pendidikan keluarga, kelompok belajar, tempat kursus dan satuan pendidikan sejenis yang merupakan inisiasi dari masyarakat.

Nah, secara fungsi pendidikan non-formal ini mencakup 3 (tiga) hal, yakni:

Pertama, sebagai Pengganti (Subtitute) – Pendidikan non-formal dapat menggantikan pendidikan formal di sekolah seperti Kejar Paket A, B dan C.

Kedua, Menambah (Supplement) – pengetahuan dan keterampilan yang tidak didapat anak dengan pendidikan di sekolah seperti les private, training dan sebagainya.

Ketiga, Melengkapi (Complementary) – dilaksanakan di luar sekolah tetapi melengkapi pengetahuan dan keterampilan seperti kursus, try out, pelatihan, dan sebagainya.

Kalau melihat fungsi, jelas bahwa pendidikan non-formal menempati fungsi kedua dan ketiga yakni bersifat sebagai Supplement (menambah) dan complementary (melengkapi).

Korelasi Pendidikan Non-Formal DenganPengembangan Minat-Bakat Anak

Alah bisa karena biasa”. Pernahkan anda mendengar peribahasa ini? Tahukah apa artinya ?

Tepat. Apabila suatu pekerjaan terbiasa dilakukan, maka tidak terasa lagi kesukarannya atau sudah memiliki pengalaman praktek yang lebih baik. 

Demikian juga dengan bakat dan minat anak, mustahil akan berkembang apabila tidak di asah sejak dini. Namun, di satu sisi tak mungkin pula menyerahkan hal ini semata-mata kepada sekolah. Maka, sangat rasional bila orang tua menempa bakat dan minat anak melalui jalur non-formal seperti tempat-tempat kursus, les dan sebagainya. 

Mengembangkan bakat dan minat anak melalui jalur non-formal seperti tempat-tempat kursus misalnya, akan membuat bakat semakin terarah dan berpotensi mendapatkan hasil lebih maksimal. 

Saya punya pengalaman pribadi tentang hal ini. Ayunda, anak perempuan saya yang saat ini masih duduk di kelas 1 SMP itu mempunyai bakat dan minat besar dalam hal literasi kepenulisan dan seni vocal. 

Awalnya saya tidak tahu hal itu. Saat kelas 4 SD, suatu ketika dia menunjukkan sebuah cerpen pendek yang ditulisnya di atas selembar kertas. Dengan membaca satu paragraf awal saja saya tahu kalau dia mempunyai bakat.

Tak mau sia-sia, akhirnya saya pacu dia untuk terus menulis dan memfasilitasi kebutuhannya hingga mendaftarkan ke kelas-kelas literasi. Hasilnya, saat ini dia sudah punya 5 (lima) karya yakni satu novel solo dan empat antologi cerita bergambar (komik) yang diterbitkan oleh penerbit mayor khusus anak-anak di bawah Mizan Publishing Bandung. 

Karya-karyanya pun sudah terpajang di etalase toko buku sekelas Gramedia dan tersedia juga di e-commerce nasional. (Silahkan Googling dengan kata kunci  Novel KKPK Athlete Wannabe”).

Begitu pula dengan bakat menyanyinya. Dia itu punya timbre suara yang khas namun kalau menyanyi selalu saja Fals. Setelah saya ikutkan les vocal, perlahan-lahan bakat menyanyinya pun semakin terasah. Ya. Bakat memang mesti ditempa sejak ini.

Berikan Yang TerbaikUntuk Anak

Sudah menjadi tugas dan kewajiban orang tua memberi ruang berkembang seluas-luasnya bagi anak untuk mengembangkan bakat, minat dan talentanya. Dalam hal ini, orang tua bertidak juga sebagai supervisi yakni pengawas dan pengarah. Itulah kenapa orang tua harus mengenali bakat anak sejak dini. 

Namun, orang tua tidak boleh memaksakan kehendak. Support orang tua murni harus berdasarkan bakat, minat dan interest yang muncul dari diri anak, bukan berdasarkan keinginan orang tua, pekerjaan orang tua, gengsi dan sebagainya.

Contohnya, bila anak mempunyai bakat serta minat dalam bidang musik dan kesenian seperti seni vocal, musik, menari, dancing atau modeling misalnya, maka support orang tua tentunya mengkursuskan anak di tempat-tempat kursus yang mengajarkan hal tersebut, walaupun seandainya saja orang tua mempunyai ketertarikan atau profesi dalam bidang yang lain. 

Apalagi saat ini tidak lagi kesulitan menemukan tempat-tempat kursus yang yang mengajarkan hal tersebut. Faktanya di kota-kota kecil saja sudah berdiri tempat-tempat kursus seperti itu. Apalagi kalau kita tinggal di kota-kota besar seperti Jakarta, Tangerang Bekasi, Yogyakarta, Semarang, Surabaya dan sebagainya.

Walaupun begitu, dari pada membuang biaya tanpa hasil maksimal, ada baiknya orang tua memilih tempat kursus terbaik dan bonafide yang didukung tenaga pengajar yang benar-benar menguasai bidangnya serta mempunyai silabus (kurikulum) yang berorientasi pada pengembangan bakat dan hasil maksimal.

Nah, kalau anda menghendaki tempat kursus yang seperti ini maka salah satu rekomendasi adalah KBL Performing Arts. 

KBL Performing ArtEveryone is An Artist.

KBL Performing Arts ( PT. Karunia Bersama Lucky) ini adalah tempat Kursus Vokal/Kursus Musik/Kursus Tari/Kursus Modelling terbaik di Jakarta dan salah satu yang terbaik di Indonesia.

Seperti semboyannya, “Everybody is an artist”, Tempat kursus yang memiliki alamat website kbl.co.id ini menjadi salah tempat kursus prioritas bagi orang tua yang ingin mendukung tumbuh kembang bakat dan minat anak dalam bidang seni dan modeling.

Dari tempat kursus yang telah berpangalaman lebih 18 tahun dengan siswa lebih dari 2300 orang ini, telah lahir talenta-talenta muda yang tidak hanya berkiprah di pentas tanah air namun juga di dunia internasional. 

Buktinya, murid-murid KBL Performing Arts terus berprestasi dalam ajang bergensi ‘World Champioship of Perfiorming Art (WCOPA)’ yang diselenggarakan di Amerika dan diikuti tak kurang dari 66 negara.

Dari empat kali keikutsertaannya dalam event internasional tersebut, KBL Performing Arts berhasil menorehkan prestasi yang fantastis.

Trcatat, KBL Performing Art yang menjadi backbone delegasi Indonesia sukses meraih total 60 medali. 21 di antaranya adalah medali emas dan selebihnya adalah 14 perak dan Perunggu 22. 

Dalam performance kelompok, anak didik KBL Performing Art dinobatkan sebagai juara umum kelompok umur bidang vocal dan instrumental, 6  juara kelompok umur dan 4 juara yang diakui standar industri. 

Sukses dalam ajang internasional ini membuktikan kalau KBL performing Arts adalah tempat kursus terbaik dan layak menjadi pilihan orang tua dalam mendukung talenta anak.

Kesuksesan KBL Performing Arts tersebut bukan karena keberuntungan semata namun karena memiliki resources pendukung yang memudahkan siswa belajar, menguasai materi dan berprestasi.

Apa saja? 

Founder Tempat Kursus Kbl

Memiliki Program dan Kurikulum Komprehensif

01

Program dan kurikulum menjadi kunci sukses sebuah tempat kursus atau lembaga pendidikan non-formal. KBL Performing Arts memahami hal itu. 

Nah, salah satu kelebihan KBL Performing Arts dibanding tempat kursus lainnya adalah kemampuannya dalam menciptakan Program Kursus dan kurikulum (silabus) komprehensif yang membantu anak didik cepat menguasai materi.  

Instruktur Profesional dan Ahli Dibidangnya

02

KBL Performing Arts yang memupunyai visi menjadi pusat pedidikan seni vocal, music, tari terbaik yang mandiri, berkualitas internasional serta dapat bersaing di era globalisasi ini memiliki tak kurang dari 130 orang instruktur profesional dan berpengalaman di bidangnya baik di tingkat nasional maupun internasional. Menarikknya, KBL Performing Arts mempunyai TRAINING CENTER bagi calon Instruktur yang disediakan secara gratis.

Belajar Offline dan Online Dengan Biaya Terjangkau

03

Tak hanya offline di cabang-cabang KBL, murid juga bisa belajar dengan sistem online. Artinya, tak hanya murid yang berasal dari kota di mana cabang KBL ini ada, murid yang berasal dari daerah pun tetap bisa mendaftarkan di tempat kursur terbaik ini. Salah satu contohnya ada Elisakh Hagia, gadis yang lahir di Jakarta dan sekarang berkarir di Amerika ini adalah salah satu siswa KBL Performing Arts yang belajar secara online selama tiga bulan. Lebih dari itu, biaya kursus di KBL Performing Arts terjangkau di semua programnya. 

whatels text

19 Cabang Dengan Fasilitas Belajar Nyaman

04

KBL Performing Arts memiliki 19 cabang, tersebar di DKI Jakarta, Tangerang dan Bekasi. Setiap cabang mudah dijangkau serta dilengkapi fasilitas belajar yang nyaman untuk siswa. 

Head Office

Hypermall, KTC, Blok C No.10,Jl. Boulevard Barat Raya RT.18/RW.8, Kelapa Gading,Jakarta Utara 14240

(021) 458 589 03/04

info@kbl.co.id

Finally

Terakhir, terima kasih telah membaca artikel “Mengembangkan Potensi Anak Melalui Pendidikan Non-formal (Luar Sekolah) Sejak Dini” ini.

Mari kita beri yang terbaik bagi anak-anak kita. Kita support bakat dan minatnya agar bisa bersaing di masa mendatang yang penuh dengan tantangan dan persaingan.

Semoga bermanfat.

Education is what remains after one has forgotten what one has learned in school.

Say Something!

Butuh sesuatu, ingin menawarkan kerja sama, mau kasih donasi, atau mau ngajak “ngangkring bareng”, jangan ragu untuk menghubungi saya.

Harga dan Fitur Hosting Murah RumahWeb

[table id=17 /]

Tips Menang Lomba Blog, 100% Menang!

  • 1
    Buat lomba blog sendiri
  • 2
    Sediakan hadiah sendiri
  • 3
    Ikuti sendiri
  • 4
    Jadi juri dan nilai sendiri
  • 5
    Menangkan tulisan sendiri
  • 6
    Sukses!
piala

Ups sorry saya bercanda! 

Saya hanya mau mengatakan bahwa menang lomba blog itu susah dirumuskan bahkan tidak ada rumusnya sama sekali. Itu menurut saya. Berbagai tips yang ada hanyalah guidance agar artikel kita lebih terstruktur, mendekati syarat dan ketentuan lomba begitu. Namun itu tidak memberikan jaminan menang dalam lomba blog. Faktanya, banyak artikel bagus (isi, layout, sesuai S & K) namun kalah. Sedangkan artikel yang sangat sederhana justru malah menang. 

Dari fakta ini saya berpendapat bahwa setiap peserta lomba memiliki peluang yang sama. Tidak perduli ia blogger top, blogger celebrity, blogger mastah, blogger senior, blogger pemula, dan apa pun sebutan atau predikatnya. Yang penting adalah menulis artikel dan segera mensubmitnya. Itu saja. 

Abaikan pandangan juri berpihak, tidak fair, penyelanggara lomba sudah mensetting pemenangnya, atau pemenang hanya dari kalangan terdekatnya saja. Ya abaikan saja pikiran tersebut meski pun tidak menutup kemungkinan hal itu terjadi. 

Satu lagi, percayalah bahwa setiap tulisan kita akan menemukan takdirnya sendiri. Selain itu menang atau kalah itu erat hubungannya dengan REJEKI, dan rejeki itu tak akan tertukar.

Wallahu a’lam bishawab.