Skip to content

Retrospeksi Kualitas SDM Indonesia Dalam Agenda Pembangunan Berkelanjutan yang Adil dan Beradab

Salah satu permasalahan dalam agenda pembangunan berkelanjutan (SDGs) di Indonesia adalah masih rendahnya kualitas SDM. Apa yang harus dilakukan?

Add Your Heading Text Here

Baru saja pemimpin 19 negara dan Uni Eropa dalam kelompok G20 menandatangai 12 kesepakatan penting di Roma, Italia. Kelompok negara penyumbang 80% emsisi dunia ini bersepakatan mengatasi perubahan iklim, termasuk pula komitmen mengurangi emisi dan kandungan berbahaya bagi lingkungan. 

Ini khabar baik bagi dunia karena kesepakatan tersebut semakin mendorong terwujudnya tujuan pembangunan berkelanjutan (Sustainable Development Goals-SDGs) yang telah disepakai semua negara di dunia pasca konferensi lingkungan di Stochholm tahun 1972. 

SDGs memang butuh waktu lama untuk diterima pelaku di luar bidang lingkungan. SDGs menjadi lebih inklusif dan multidimensi setelah UN Sustainable Summit tahun 2015 yang menyepakati 17 goals, mengadobsi dokumen “Transformasi Our Word: 2030 Agenda for Sustainable Development”.

Pelaksanaan SDGs di Indonesia

Sejauh ini pemerintah Indonesia terus berkomitmen melaksanakan SDGs melalui Rencana Pembangunan Jangka Menengah Nasional (RPJMN) 2020 – 2024. Dalam RPJMN ini, pembangunan berkelanjutan menjadi salah satu aspek dari tujuh agenda pembangunan nasional yang inklusif, adil dan beradab dengan tetap menjaga kelestarian lingkungan hidup untuk meningkatkan kualitas kehidupan generasi berikutnya.

Salah satu bentuk pelaksanaannya adalah pengesahan Undang-Undang Cipta Kerja yang mendorong kemudahan dalam berusaha namun tetap mengedepankan aspek keberlanjutan. 

Pada lingkup lingkungan hidup dan kehutanan, pemerintah juga telah menyempurnakan tiga undang-undang yakni UU No. 32 Tahun 2009 (Perlindungan dan Pengelolaan Lingkungan Hidup), UU No. 41 Tahun 1999 (Kehutanan), dan UU No. 18 Tahun 2013 (Pencegahan dan Pemberantasan Kerusakan Hutan).

Sedangkan dalam bidang ekonomi dan keuangan, pemerintah mendorong penerapan ekonomi hijau serta mendukung roadmap keuangan berkelanjutan OJK yang menjadi acuan lembaga keuangan untuk berkontribusi posistif dalam proses pembangunan yang berkelanjutan.

Retrospeksi Kualitas SDM Indonesia

Meskipun banyak agenda SDGs telah dilaksanakan, namun tidak dipungkiri masih banyak pula agenda yang belum tercapai, salah satunya kualitas SDM yang rendah. Index HCI (Human Capital Index) World Bank 2020 menyebutkan bahwa dari 174 negara, kualitas SDM Indonesia berada diperingkat 95 dan keenam di ASEAN dengan score 0.54. Score ini menjadi “warning” perlunya merumuskan kembali strategi pembangunan SDM yang unggul dan berdaya saing. 

Dalam hal ini, pemerintah perlu memastikan pendidikan yang inklusif dan berkualitas setara, juga mendukung kesempatan belajar seumur hidup dengan memperkuat peran pendidikan tinggi sebagai pusat pengembangan IPTEK. 

Mengutip pemaparan Prof. Dr. H. Mohammad Nasih, MT., SE., Ak., CMA, dalam sidang terbuka Dies Natalis ke-66 Universitas Airlangga, Rektor salah satu universitas terbaik di Indonesia ini menyampaikan bahwa pengembangan SDM Indonesia yang unggul dapat melalui penelitian inovatif berdanpak nyata bagi masyarakat dan berkontribusi pada peningkatan daya saing bangsa.

Say Something!

Butuh sesuatu, ingin menawarkan kerja sama, mau kasih donasi, atau mau ngajak “ngangkring bareng”, jangan ragu untuk menghubungi saya.

Harga dan Fitur Hosting Murah RumahWeb

[table id=17 /]

Tips Menang Lomba Blog, 100% Menang!

  • 1
    Buat lomba blog sendiri
  • 2
    Sediakan hadiah sendiri
  • 3
    Ikuti sendiri
  • 4
    Jadi juri dan nilai sendiri
  • 5
    Menangkan tulisan sendiri
  • 6
    Sukses!
piala

Ups sorry saya bercanda! 

Saya hanya mau mengatakan bahwa menang lomba blog itu susah dirumuskan bahkan tidak ada rumusnya sama sekali. Itu menurut saya. Berbagai tips yang ada hanyalah guidance agar artikel kita lebih terstruktur, mendekati syarat dan ketentuan lomba begitu. Namun itu tidak memberikan jaminan menang dalam lomba blog. Faktanya, banyak artikel bagus (isi, layout, sesuai S & K) namun kalah. Sedangkan artikel yang sangat sederhana justru malah menang. 

Dari fakta ini saya berpendapat bahwa setiap peserta lomba memiliki peluang yang sama. Tidak perduli ia blogger top, blogger celebrity, blogger mastah, blogger senior, blogger pemula, dan apa pun sebutan atau predikatnya. Yang penting adalah menulis artikel dan segera mensubmitnya. Itu saja. 

Abaikan pandangan juri berpihak, tidak fair, penyelanggara lomba sudah mensetting pemenangnya, atau pemenang hanya dari kalangan terdekatnya saja. Ya abaikan saja pikiran tersebut meski pun tidak menutup kemungkinan hal itu terjadi. 

Satu lagi, percayalah bahwa setiap tulisan kita akan menemukan takdirnya sendiri. Selain itu menang atau kalah itu erat hubungannya dengan REJEKI, dan rejeki itu tak akan tertukar.

Wallahu a’lam bishawab.