Skip to content

Kurangi Sampah Berakhir di TPA, Yuk Bijak Kelola Sampah dari Rumah

Acaman sampah itu serius. Dibutuhkan atensi dari semua pihak agar permasalahan sampah teratasi. Dan itu bisa diawali dari rumah. Apa yang harus dilakukan?  

Selain korupsi, narkoba dan terorisme, masalah serius yang dihadapi bangsa ini adalah sampah. Ya, sampah bukan masalah sepele di republik ini. Kian hari semakin bertambah. Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menyebut bahwa timbulan sampah secara nasional mencapai lebih dari 5,6 juta ton per bulan atau 67,8 juta ton per tahun. 

Jumlah ini bukan sedikit. Cukup untuk menempatkan bangsa ini masuk dalam level darurat sampah. Bila dibiarkan, tak mustahil 5 hingga 10 tahun ke depan negara ini pun akan dikepung sampah.

Saya sendiri menganggap bahwa masalah sampah sudah sepantasnya disejajarkan dengan masalah-masalah serius lainnya seperti disintegrasi, korupsi, narkoba, dan terorisme, sehingga mendapatkan perhatian lebih dari semua entitas.

Selain itu, sampah juga bukan semata-mata hanya tentang penyakit. Sampah berpotensi menghilangkan suatu peradaban akibat pencemaran udara, global warming, serta bencana alam seperti banjir, kebakaran, dan tanah longsor.

Kita tentu tidak lupa dengan tragedi TPA Leuwigajah Cimahi di tahun 2005, bukan? Ya, saat itu gunungan sampah setinggi 60 meter sepanjang 200 meter di TPA tersebut longsor setelah diguyur hujan deras. Akumulasi gas metan dari tumpukan sampah meledak dan menerjang apa pun di sekitarnya.

TPA Leuwigajah

Evakuasi longsor TPA Leuwigajah Cimahi, Detik.com, 2005.

Tak main-main. Tragedi 21 Pebruari itu menewaskan 143 warga, mengubur 71 rumah dan 2 kampung yaitu Kampung Cilimus dan Kampung Gunung Aki yang berada di sisi tebing, tepat di depan Gunung Gajah Langu.

Hari di mana kejadian naas itu terjadi akhirnya ditetapkan sebagai Hari Peduli Sampah Nasional (HPSN) oleh Kementerian Lingkungan Hidup yang kita peringati setiap tahunnya.

sampah 03
fakta sampah di Indonesia new
sampah03
sampah 02

Antara Problem Sampah, Roadmap dan Kepedulian Masyarakat

Permasalahan timbulan sampah ini bukan semata-mata karena pertambahan penduduk dan membaiknya tingkat ekonomi. Problem sesungguhnya terletak pada pengelolaan sampah yang masih buruk.

Ya, faktanya memang begitu. Selama ini sampah hanya berpindah tempat saja, dari rumah dan berakhir di TPA. Ini karena pola pembuangan sampah hanya dengan kumpul-angkut-dibuang di TPA. 

Pola ini sebenarnya bukan solusi yang tepat untuk mengatasi timbulan sampah, tetapi hanya pemindahan masalah sampah semata.

Mensolusi hal ini, pemerintah akhirnya membuat Roadmap Pengelolaan Sampah Nasional dengantarget pengurangan sampah hingga 30% sampai tahun 2025, serta target penanganan 70% dari timbulan sampah nasional.  

Menurut saya, dalam hal ini pemerintah sudah benar. Artinya pemerintah semakin menyadari kalau sampah adalah ancaman nasional jangka panjang.

Pola pengelolaan sampah di Indonesia selama ini

Ditimbun di TPA 69 %
Dikubur 10 %
Dibakar 5 %
Dikompos 7 %
Tidak diolah 7 %
Radmap sampah nasional

Walaupun Roadmap Pengelolaan Sampah Nasional sudah dibuat, namun bukan berarti mudah dalam implementasinya. 

Selain tidak semua wilayah mempunyai instrumen yang merata, kepedulian masyarakat yang rendah menjadi faktor kegagalan roadmap. 

Ketidakpedulian masyarakat dibuktikan dengan survey BPS tahun 2018. Dari survey ini diketahui, ternyata 72% masyarakat Indonesia itu masih belum peduli tentang sampah.

Ya, itu benar. Alih-alih membuang sampah di tempatnya, saya sendiri sering menyaksikan orang membuang sampah di jalan, di sungai, dan di tempat lain tanpa merasa bersalah.

Kalau toh pun sudah membuang sampah pada tempatnya, namun masyarakat juga masih membuangnya begitu saja, tanpa melakukan pemilahan.

Tak jauh-jauh. Gambaran tersebut terjadi pula di lingkungan tempat tinggal saya. Setiap kali saya jalan keliling kampung, saya melihat sampah hanya dimasukan dalam kantong plastik kemudian ditaruh begitu saja ke keranjang sampah yang sama. Padahal, dari pemerintah desa sudah menyediakan tempat sampah terpilah.

Image hover effect image

Dokumentasi pribadi

Image hover effect image

Dokumentasi pribadi

Image hover effect image

Dokumentasi pribadi

Sampahku Tanggung Jawabku!

Terapkan Budaya Pilah Sampah Dari Rumah

Kalau tidak mampu berpartisipasi dalam scoop yang besar, setidaknya kita bertanggung jawab atas sampah kita sendiri. Mindset yang harus dibangun adalah Sampahku, Tanggung Jawabku!  

Namun, tanggung jawab terhadap sampah bukan hanya membuang pada tempatnya saja, tetapi juga memilahnya sebelum membuang. Ini yang saya lakukan bersama keluarga selama ini sebagai bentuk partisipasi.

Saya paham bahwa sampah perlu dipilah setidaknya dalam 3 (tiga) kelompok yakni sampah organik – yang mudah membusuk alami, anorganik – yang tidak mudah membusuk, dan sampah beracun (B3) yang perlu penanganan khusus.

Pemilahan sampah ini penting untuk memudahkan daur ulang serta mengurangi sampah berakhir di TPA atau di laut. 

Seburuk-buruknya sampah, 20%-nya bernilai ekonomis bila di daur ulang. Sampah pastik misalnya, bisa didaur ulang menjadi sumber energi listrik atau campuran aspal sedangkan sampah kertas didaur ulang menjadi kertas lagi.

Untuk sampah organik, daur ulang yang umum dilakukan adalah dibuat kompos atau menjadi sumber energi biogas. Dan, kita bisa membuatnya sendiri dari rumah.

Pisah sampah dari Rumah
Sampah terpilah
Sampah terpilah02
Sampah terpilah03

Bijak Kelola Sampah Bersama

WASTE4CHANGE

Daur ulang sampah jauh lebih baik ketimbang hanya berpindah tempat dari rumah ke TPA.

truck

Kita memang bisa mengelola sampah sendiri apakah untuk kompos, pakanan ternak, kerajianan daur ulang dan sebagainya. Namun bila terkendala tempat dan waktu, kita pun tetap bisa berpartisipasi dalam proses daur ulang sampah. 

Caranya adalah menjalin kerjasama dengan organisasi-organisasi nirlaba atau perusahaan yang peduli dengan permasalahan daur ulang dan pengelolaan sampah. Sebut saja salah satunya adalah Waste4Change. 

Waste4Change adalah wasted management indonesia yakni sebuah perusahaan pengelolaan sampah terbaik di Indonesia yang berdiri tahun 2014 di bawah ordinasi induk perusahaan bernama PT. Wastedforchange Alam Indonesia.

Mengusung misi mengurangi jumlah sampah berakhir di TPA, perusahaan yang didirilkan oleh Muhammad Bijaksana Junerosano ini menjadi solusi tepat dalampengelolaan sampah yang bertanggung jawab.

Lalu, bagaimana Waste4Change menjadi bagian dari solusi sampah di Indonesia?

Cara Waste4Change Kelola Sampah

Dari Rumah Pemulihan Material di Vida Bumipala, Jl. Alun-alun Utara, Padurenan, Mustika Jaya, Kota Bekasi, Jawa Barat, Waste4Change menangai sampah secara komprehensif dari hulu ke hilir dengan strategi layanan 4 C, yakni Consult, Campaign, Collect dan Create.

CONSULT

Waste4Change menyediakan riset berbasis data dan para ahli persampahan untuk mengoptimalkan pengelolaan sampah.

CAMPAIGN

Memfasilitasi program sosialisasi dan edukasi antar entitas pemangku kepentingan untuk menciptakan perubahan ekosistem dan ekonomi sirkular.

COLLECT

Memberikan layanan pengangkutan sampah terpilah, distribusi tempat sampah terpilah, dan report alur sampah

CREATE

Mengelola sampah dengan proses pengelolaan yang bertanggung jawab. Sampah diubah menjadi material daur ulang bernilai tinggi.

Dalam prakteknya, strategi layanan 4C di atas menghasilkan berbagai program layanan menarik dengan berbagai benefit untuk klien bagi perusahaan maupun Individu 

Untuk klien perusahaan misalnya, Waste4Change menyediakan program layanan seperti Responsible Waste Management, Zero Waste to Landfill, Event Waste Management, In-Store Recycling, Digital EPR, Solid Waste Management Research, Community-Based Implementation, 3R School Program, AKABIS (Waste Management Academy), dan Black Soldier Fly Tools.

Sedangkan untuk individu atau rumah tangga, Waste4Change menyediakan program layanan Personal Waste Management yakni program daur ulang anorganik (Recycle With Us) agar berakhir di TPA atau laut.

Program layanan pengelolaan sampah ini berjalan secara menyeluruh di kota jejaring Waste4Change seperti Medan, Tangerang, Jakarta, Bekasi, Depok, Bogor, Bandung, Semarang, Surabaya, dan beberapa di antaranya berjalan secara parsial. 

Berikut ini deskripsi dan pencapaiannya!

Yuk, Bijak Kelola Sampah

Mulai Sekarang!

Ada urgensi yang tak bisa disepelekan terkait sampah. Kita bisa berpartisipasi untuk melakukan perubahan dari diri dan keluarga.

Apa yang harus dilakukan adalah menjaga berkomitmen untuk membuang sampah pada tempatnya, membudayakan pilah sampah dari rumah sebelum membuang serta mendaur ulang.

Kalau daur ulang sendiri tidak memungkinkan, kita bisa menggunakan jasa perusahaan waste management Indonesia seperti Waste4Change.

Ya, selain melayani korporasi, perusahaan yang pernah mendapatkan penghargaan sebagai The Most Responsible Company dari World’s Most Valued Business (MVB) Indonesia ini juga melayani managemen sampah individu dan rumah tangga. 

Ayo, bijak kelola sampah dari rumah bersama Waste4Change. Terima kasih, semoga bermanfaat.

Say Something!

Butuh sesuatu, ingin menawarkan kerja sama, mau kasih donasi, atau mau ngajak “ngangkring bareng”, jangan ragu untuk menghubungi saya.

Harga dan Fitur Hosting Murah RumahWeb

[table id=17 /]

Tips Menang Lomba Blog, 100% Menang!

  • 1
    Buat lomba blog sendiri
  • 2
    Sediakan hadiah sendiri
  • 3
    Ikuti sendiri
  • 4
    Jadi juri dan nilai sendiri
  • 5
    Menangkan tulisan sendiri
  • 6
    Sukses!
piala

Ups sorry saya bercanda! 

Saya hanya mau mengatakan bahwa menang lomba blog itu susah dirumuskan bahkan tidak ada rumusnya sama sekali. Itu menurut saya. Berbagai tips yang ada hanyalah guidance agar artikel kita lebih terstruktur, mendekati syarat dan ketentuan lomba begitu. Namun itu tidak memberikan jaminan menang dalam lomba blog. Faktanya, banyak artikel bagus (isi, layout, sesuai S & K) namun kalah. Sedangkan artikel yang sangat sederhana justru malah menang. 

Dari fakta ini saya berpendapat bahwa setiap peserta lomba memiliki peluang yang sama. Tidak perduli ia blogger top, blogger celebrity, blogger mastah, blogger senior, blogger pemula, dan apa pun sebutan atau predikatnya. Yang penting adalah menulis artikel dan segera mensubmitnya. Itu saja. 

Abaikan pandangan juri berpihak, tidak fair, penyelanggara lomba sudah mensetting pemenangnya, atau pemenang hanya dari kalangan terdekatnya saja. Ya abaikan saja pikiran tersebut meski pun tidak menutup kemungkinan hal itu terjadi. 

Satu lagi, percayalah bahwa setiap tulisan kita akan menemukan takdirnya sendiri. Selain itu menang atau kalah itu erat hubungannya dengan REJEKI, dan rejeki itu tak akan tertukar.

Wallahu a’lam bishawab.